Selasa, 26 April 2011

ILMU FALAK

Beberapa waktu yang lalu, pada tanggal 22 – 24 April 2011 saya mengikuti pelatihan ilmu falak yang diadakan oleh Lembaga Kajian Falak UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Materi yang disampaikan adalah metode atau aplikasi hisab dari tiga kitab klasik falak, yaitu al-Matla’us Sa’id, Risalah al-Hamidiyyah dan Nurul Anwar. Pelatihan ini mengingatkan saya pada waktu belajar ilmu falak pada KH Alimuddin dari desa Ganjar Gondanglegi pada rentang waktu sekitar tahun 1995 di samping belajar tasawuf dari kitab Sirajut Thalibin pada beliau. Waktu itu, saya mempelajari ilmu falak dengan menggunakan kitab al-Durus al-Falakiyah karangan Syaikh Muhammad Maksum bin Ali dengan menggunakan alat yang bernama Rubu’ atau istilah sekarang Kwadran Sinus. Selain ilmu falak, saya juga belajar ilmu hisab pada Kyai Nawawi di Pesantren Raudatus Sibyan Wajak Malang dengan menggunakan kitab yang disusun oleh KH Baidlowi Muslih dari pesantren Gading Malang.
Pelatihan kemarin memberikan pencerahan, bahwa teknologi di samping mempermudah kehidupan praktis sehari-hari, juga dapat mendorong pesatnya pengembangan keilmuan. Kalau pada masa dulu, dari manuskrip dan alat yang saya temukan, belajar ilmu falak hanya dengan perangkat sederhana semisal rubu’ (untuk melakukan hitungan ataupun meneropong hilal) atau mungkin kompas, pada masa sekarang untuk belajar ilmu falak sudah menggunakan peralatan yang serba canggih, semisal kalkulator saintifik, theodolite, teleskop dengan kapasitas besar, laptop atau komputer beserta program excelnya dan akses internet untuk membuka Google Earth. Dengan perangkat seperti ini penghitungan akan semakin akurat dan lebih meyakinkan.
Sebenarnya, saya sudah lupa mengenai proses penghitungan dalam ilmu falak. Tetapi pelatihan kemarin mengingatkan saya kembali sehingga bisa mengikuti tahap demi tahap penghitungannya. Saya juga jadi tergugah dan bersemangat untuk belajar ilmu falak lagi. Aktif dalam pelatihan-pelatihan menjadi target selanjutnya, karena yang saya ketahui selama ini hanya metode salaf sebagaimana yang termaktub dalam kitab-kitab salaf. Untuk selanjutnya model-model ilmu falak modern seperti metode Jean Meuus, Nautical Almanac dan Emepheris perlu juga dipelajari.
Ilmu falak sangat terkait erat dengan ajaran agama Islam, khususnya bila dikaitkan dengan ibadah seperti penentuan kiblat, waktu shalat, penentuan bulan puasa Ramadhan, hari raya dan sebagainya. Banyak umat Islam sudah mulai menyadari hal ini, sehingga tidak heran kalau kemudian banyak perguruan tinggi Islam sekarang banyak yang mulai membuka jurusan ilmu falak baik tingkat strata 1 maupun strata 2. Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana memasyaratkan ilmu ini di tengah-tengah umat Islam, khususnya masyarakat secara umum. Saya kira itu tugas kita…